DPD LDII Way Kanan adakan Pengajian CAI: Bangun Karakter Generasi Muda yang Profesional Religius Berwawasan Kebangsaan


BLAMBANGAN UMPU, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Way Kanan mengadakan kegiatan pengajian Cinta Alam Indonesia (CAI) di Pondok Pesantren Al Manshurin, Talang Barokah, Gunung Labuhan, 

Adapun penyampaian materi Pengajian CAI Tahun ini berjudul “Membangun Karakter Generasi Muda Profesional Religius Berwawasan Kebangsaan Menyambut Indonesia Emas 2045”. 

Pengajian CAI tersebut diikuti perwakilan pengurus, mubaligh dari beberapa Pengurus Anak Cabang (Tingkat Desa/Kampung) maupun pengurus Cabang (Kecamatan) di Kabupaten Way Kanan. 

Dalam hal ini, Ketua DPD LDII Way Kanan, H. Sobri menuturkan bahwa, pengajian CAI diadakan selama 4 hari, dari tanggal 11 sampai dengan 14 juli 2024t, tujuan kegiatan pengajian CAI karena mengikuti arahan dari DPP LDII. 

 "Kita menindaklanjuti intrusi dari DPP LDII. Setelah diadakannya camping CAI di tingkat nasional maka kita lanjutkan penyampaian materi CAI di tingkat Kabupaten, dengan harapan generasi kita  benar-benar siap menghadapi tantangan di masa depan, " ungkap H. Sobri, Selasa (15/7/2024). 

Dilansir dari ldii.or.id, beberapa waktu yang lalu, Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengajak generasi muda memahami ideologi yang mengancam eksistensi bangsa Indonesia, dan terlibat aktif menjaga 4 pilar kebangsaan.

“Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan memahami tantangan tersebut, LDII pastikan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang cinta tanah air dan bangsanya,” ujar Chriswanto.

Saat ini bangsa Indonesia tengah menyiapkan diri pada fase bonus demografi, dimana komposisi demografi didominasi penduduk usia produktif yang mayoritasnya adalah generasi muda. Titik puncak fase bonus demografi diperkirakan terjadi pada tahun 2035, dimana jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 285 juta hingga 300 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya, atau sekitar 199,5 juta hingga 210 juta jiwa adalah kelompok usia produktif.

“Bonus demografi merupakan peluang emas bagi bangsa Indonesia. Namun permasalahan sosial yang ada akibat terbatasnya tenaga kerja menjadi ancaman terhadap peluang tersebut. Melalui rekonstruksi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, penguatan generasi muda dilaksanakan sebagai upaya preventif dan pemahaman masyarakat, tegas Chriswanto.

Selanjutnya, Dody Taufik Wijaya menjelaskan, bangsa Indonesia menghadapi ancaman radikalisme, sosialisme dan komunisme. “Ketiga ideologi ini, kerap disebut ekstrim kanan dan kiri yang mengancam eksistensi bangsa Indonesia, dengan melemahkan nilai-nilai dari dasar negara, yakni Pancasila,” ujar Dody.

Untuk menanggulangi ancaman tersebut, Dody menegaskan, perlu menciptakan generasi muda profesional religius dengan 29 karakter luhur. “SDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik,” jelasnya.

Dalam tataran praktis, Ludhy mengungkapkan, strategi untuk membangun SDM profesional religius adalah dengan melaksanakan pembelajaran sepanjang hayat. “Mulai dari usia dini, praremaja, remaja, dewasa, hingga lanjut usia,” katanya.

Kemudian, LDII menerapkan struktur kurikulum hybrid profesional religius. “Memadukan dua lembaga, yaitu pondok pesantren dan sekolah ke dalam satu sistem,” jelas Ludhy.

Strategi selanjutnya, adalah dengan melibatkan seluruh stakeholder pendidikan. “Mulai dari mubaligh, pengelola yayasan, pimpinan sekolah, pimpinan pondok, guru, pamong, orang tua, dan tenaga administrasi,” rincinya.

Terakhir, melakukan digitalisasi pembelajaran, dan membangun kerja sama dengan berbagai pihak. “Menjalin kemitraan dengan pemerintah, penyelenggara pendidikan swasta, organisasi kemasyarakatan, lembaga pelatihan, dan membangun sinergisitas internal LDII,” tutup Ludhy.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR