LDII Dorong Koperasi Syariah Jadi Motor Penggerak Ekonomi Adil dan Makmur


Jakarta - Setiap tanggal 12 Juli diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia. Peringatan ini sebagai momentum untuk memperkuat peran koperasi sebagai pilar utama perekonomian nasional. Hari Jadi Koperasi ke-78 mengangkat tema “Koperasi Maju Indonesia Adil dan Makmur”.

“Tema Hari Koperasi Indonesia benar-benar terasa sangat pas dan penuh harapan. Tema ini menunjukkan bahwa koperasi tidak hanya ingin memberikan manfaat bagi anggotanya, tetapi juga ingin mengambil peran nyata dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ketua DPP LDII Ardito Bhinadi.

Dosen Ekonomi Syariah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta ini menilai, tema tersebut sejalan dengan nilai-nilai ekonomi Islam yaitu menempatkan keadilan, pemerataan, dan kesejahteraan bersama sebagai prioritas utama.


Sebagai ekonom, Ardito melihat bahwa peran koperasi dalam membangun keadilan dan kemakmuran nasional tidak bisa dilepaskan dari kualitas ekosistem yang menopangnya. Upaya pemerintah dalam merancang dan menerapkan kebijakan pro-koperasi patut diapresiasi, namun implementasinya masih menghadapi tantangan di lapangan.

“Program seperti Gerakan Koperasi Merah Putih sangat baik untuk mendorong kolaborasi dan spirit nasionalisme, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada keseriusan semua pihak dalam menjalankan aturan yang telah ada dan memperluas akses koperasi ke seluruh masyarakat, terutama masyarakat akar rumput,” ujarnya.

Ardito beranggapan, keberlanjutan koperasi tidak hanya soal regulasi semata, melainkan juga soal kepercayaan, literasi keuangan, dan kemampuan adaptasi koperasi terhadap perubahan zaman. “Jika kita mampu menjadikan koperasi sebagai rumah yang inklusif, transparan, dan akuntabel, niscaya visi Koperasi Maju, Indonesia Adil dan Makmur bukan sekadar slogan, melainkan bisa benar-benar terwujud dalam realitas ekonomi bangsa kita,” tandasnya.

Sementara itu, Ardito melihat kiprah Koperasi Syariah yang dikelola LDII memiliki potensi yang luar biasa dalam memperkuat perekonomian nasional, khususnya melalui penerapan prinsip keadilan dan kesejahteraan yang menjadi inti ekonomi syariah. Pertama, koperasi syariah yang dikelola warga LDII sangat berperan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat.

“Melalui edukasi yang konsisten, koperasi ini bisa menjadi jembatan bagi banyak orang untuk mengenal dan memanfaatkan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, sehingga masyarakat akar rumput pun bisa merasakan manfaatnya secara nyata,” katanya.

Kedua, koperasi syariah menawarkan solusi pemberdayaan ekonomi anggota. Dengan menerapkan prinsip bagi hasil dan menghindari praktik riba, koperasi mampu membantu anggotanya mengembangkan usaha yang sehat dan berkelanjutan. “Ini secara langsung akan mengurangi kesenjangan ekonomi yang masih jadi persoalan di banyak daerah,” lanjutnya.

Selain itu, koperasi syariah LDII fokus pada pengembangan sektor riil seperti pertanian, perdagangan, dan industri rumahan. Sektor-sektor ini terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendongkrak ekonomi lokal. 

“Dengan menjalankan bisnis yang berlandaskan nilai-nilai Islam, koperasi juga menumbuhkan budaya usaha yang etis dan penuh tanggung jawab,” kata Ardito.

Namun, di lapangan, ia melihat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Masih banyak masyarakat yang belum benar-benar paham apa dan bagaimana koperasi syariah bekerja. Tak jarang, koperasi syariah juga berhadapan langsung dengan lembaga keuangan konvensional yang punya jaringan dan modal lebih besar.

“Dari sisi regulasi, meski sudah ada aturannya, implementasi di lapangan kadang masih menemui kendala. Sumber daya manusia yang memahami ekonomi syariah dan mampu mengelola koperasi secara profesional juga masih perlu terus ditingkatkan,” katanya.

Solusinya, menurut Ardito, LDII lebih proaktif dalam mengedukasi dan mensosialisasikan koperasi syariah lewat berbagai kanal, baik lewat pengajian, seminar, maupun media sosial. Produk dan layanan koperasi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan anggota masa kini, misalnya pembiayaan mikro syariah atau layanan digital yang memudahkan transaksi.

“Tak kalah penting, pelatihan rutin untuk pengurus koperasi sangat dibutuhkan agar profesionalisme dan kompetensi mereka terus meningkat,” ujarnya.

Selain itu, jalinan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga keuangan syariah lain, hingga pelaku usaha lokal, harus diperluas agar koperasi semakin kuat dan mandiri. 

Pemanfaatan teknologi digital juga wajib dilakukan, baik untuk mengelola anggota, memperluas pemasaran, ataupun meningkatkan efisiensi operasional.

“Pada akhirnya, kami yakin dengan strategi yang matang, dukungan dari seluruh anggota, dan kolaborasi yang luas, koperasi syariah, khususnya yang dikelola LDII bisa benar-benar menjadi bagian motor penggerak ekonomi yang adil dan makmur di Indonesia."

 Momentum Harkopnas ke-78 diharapkan membangkitkan semangat kolektif dalam memajukan koperasi Indonesia. Semangat tema tahun ini, koperasi semakin relevan menjawab tantangan dan peluang ekonomi nasional. Inilah semangat yang harus terus kita jaga dalam setiap langkah memperingati Hari Jadi Koperasi,” pungkas Ardito.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR